Artist Info
7 DEADLY SINS
Genre : Alternative/Rock | |
Performances : | |
About This Act : |
Dimaknai secara sembarang, stomping bisa diartikan sebagai gerakan menginjak tanah sekuat tenaga dan biasanya diikuti dengan bunyi riuh rendah yang terkadang bernada. Seringkali stomping terlihat di lantai dansa. Ketika deru musik berpacu dengan adrenalin dan membuat pendengar kehilangan akal lalu bergoyang sesuka hati. Mungkin keinginan kuat untuk kembali menggerakan lantai dansa itu yang sepertinya membuat veteran punk rock tanah air ini akhirnya back on business, dengan melempar album terbarunya, Stomping Stomping 99, pada 130313. "Stomping Stomping 99 adalah team kami untuk kembali menjajaki diri di scene musik indie sekarang ini. Dan tahun '99 adalah tahun dimana kami semua benar-benar bersatu secara kompak di dalam nama 7 Deadly Sins," ujar David Tahalele sang frontman. Dengan formasi terkininya, David [GooGsinner/ lead voc], Karel [dead7ydolll/ drums] dan Rocky [coresinner/ bassist], 7 Deadly Sins siap kembali membombardir telinga pecinta punk & skins & ska untuk kembali berdansa bersama. "Buat kami, "13 " itu adalah angka permulaan. Dalam hitungan angka Tuhan, semuanya hanya 12. Dan 13 adalah kehidupan baru [new beginning]." Butuh kurang lebih sekitar enam tahun sebelum akhirnya album ini dirilis. Banyak hal yang terjadi yang 'terpaksa' membuat proses pengerjaan tersendat. Termasuk kepergian sang bassist, AISKINS di tahun 2006 yang sempat membuat personil lain kehilangan semangat bermusik sampai akhirnya Rocky, seorang teman lama membangkitkan lagi keriaan 7 Deadly Sins hingga akhirnya merilis "Back to Reality" yang kemudian menjadi bridging menuju album barunya. Di tengah pengerjaan album, Terry memutuskan untuk keluar dan bermigrasi ke Jerman, alih-alih berhenti 7 Deadly Sins tetap melanjutkan pekerjaan yang sudah ada. 13 Track pun bisa disimak di Stomping Stomping 99. Dengan "Back to Reality" tadi diplot sebagai single pertamanya. Kematangan bermusik terasa di album ini. Masih mengandalkan irama-irama punk bercampur element music yang lain, dengan isian gitar melodius yang anthemic sekaligus easy listening, 7 Deadly Sins mencoba memanjakan telinga pecinta musik punk rock. Dari departemen lirik, semua lagu berbahasa Inggris di sini terasa lebih dewasa. "Back To Reality" yang cepat menggilas, seperti mengajak anda untuk ikut serta bersama mereka menikmati suguhan kenyataan hidup yang kadang tak sesuai harapan. Seperti membuktikan kalau mereka masihlah band punk rock yang juga rajin menyuarakan isu sosial dan politik. Seperti di lagu "Learn to Diggest" yang dibuka dengan suara pidato sang Chancellor dari film V For Vendetta. "End of The Line" dengan distorsi cepat dan nada minor yang kelam juga patut dihi-lite. Tak hanya lagu-lagu cepat yang bisa didengar di sini. "Finally" yang terasa sekali denyut ska-punk ala-ala Rancid di "Timebomb" mampu menurunkan tempo untuk berlaidback sejenak. "Label Me" yang meski liriknya seolah berteriak kesal pada dunia, tapi diusung dengan nada ramah dan isian gitar yang ringan. Atau "Lonely View", untuk anda yang dulu mendengarkan Somewhere, Mostly, In Between album pertama milik 7 Deadly Sins, mau tak mau akan teringat pada "One Night Stand" sedikit. Stomping Stomping 99 merupakan salah satu most-awaited album ini berhasil membuktikan kalau 7 Deadly Sins bukan hanya sekedar come back, mereka mampu membawa kedigdayaan punk rock lokal ke titik tertinggi lewat kematangan musikal yang cerdas memadukan sisi hitam kehidupan penuh emosi dan ketidak puasan pada kenyataan dengan kisah cinta yang sukses bikin senyum sedikit tersungging. So, are you ready to stomp with them? |