Artist Info
GRIBS
Genre : Rock | |
Performances : | |
About This Act : |
ROCK NEVER DIE. Ada saja yang muncul, bahkan kadang tak terduga. Di tengah belantara musik (industri) yang "dikendalikan" pun, dia bisa mencuatkan diri. Tidak ada yang aneh, karena semua manusia berhak mutlak menentukan genre musik yang digemari, digandrungi, dan disukai. Rock adalah salah satu genre yang punya kelas, tapi sering kali tak punya tempat, terutama ketika jalur musik tengah dibisingkan oleh genre-genre yang senada, segaris dan seirama. Pastikan saja, masa-masa beberapa tahun belakangan, band yang muncul menjelajah di bumi industri musik Indonesia, meliuk-liuk lewat suara-suara manis yang mendendangkan irama-irama melow. Jadilah meratap-ratap (masih lebih jujur zaman Rinto, sekalian dia memastikan jalur, pop melankolis). Yang sekarang, kadang gitarnya meraung-raung layaknya raungan anak metal, tapi melodinya wuih, perih. Tak usahlah menyebut contoh karena kita semua bisa dengan mudah menyebutnya sendiri-sendiri. Semua berhak menentukan jalur. Apalagi kalau warna apapun yang diusung, ternyata pasar menerimanya? Maka semua harus dikembalikan kepada insan musiknya. Sebab pada akhirnya, merekalah yang mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan. GRIBS, Gondrong Kribo Bersaudara, adalah sebuah band yang setidaknya memberikan jawaban sebuah kenekatan untuk berbuat sesuai dengan kata hati. Sesuai dengan isi nurani. Hal pertama yang mencuat dalam hati, sejak melihat GRIBS dua tahun belakangan mengusung rock n roll asli, adalah sebuah pertanyaan, kok bisa anak-anak muda seperti mereka seperti dikembalikan ke sebuah masa yang sangat jauh dari jangkauan mereka? Aliran (genre) adalah sebuah ketetapan. Yang dipastikan dari sebuah proses. Proses yang dijalani GRIBS adalah adaptasi terhadap apa saja yang dieksplor. Rock menjadi sesuatu yang nyangkut. Sesuatu yang menjadi sebuah ketetapan dalam nurani mereka. Maka, sepakatlah Reza, vokal, Dion, gitar, Arief, bas dan Rashta, drum menyetubuhi rock sepenuh hati. Menggumulinya dengan tekun, memahaminya dengan fasih. Sampai akhirnya persetubuhan mereka dengan rock melahirkan "anak", sebuah album yang ciamik. Gondrong dan kribo menjadi ciri khas, layaknya anak rock era 70an. Komposisi 12 lagu yang ditawarkan pun, adalah komposisi rock n roll sejati. Nada-nada tinggi yang dijelajah dengan lengking dan serak, menjadi ciri Reza. Sound rock n roll yang aslipun mereka tawarkan dengan manis. Inilah upaya yang cantik, meski kelak pasar akan mengujinya. Tapi setidaknya, GRIBS telah memastikan langkah, membuat rasa deg-degannya pecinta rock n roll yang kehilangan band, sirna. Mereka punya harapan lagi. Ada yang care, ada yang mendalami dan mencoba memahami, mengeksplorasinya dengan dalam. Proses panjang memang mau tak mau harus dijalani. Dalam proses panjang perjalanan mereka, salah satu keuntungan yang didapat adalah, "nyangkut"nya mereka ke tangan Remy Soetansyah, yang memahami betul musik rock itu seperti apa, dan pergaulannya luas di dunia itu. Remy menjadi mentor beberapa waktu, yang membuat GRIBS makin percaya diri. Maka, bergegaslah wahai penggemar rock n roll ke toko-toko CD, cari album GRIBS yang bisa menyejukkan hati. |